Koneksi Antar Materi Modul 3.1 PGP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : Harisal, S.Si
CGP Kabupaten Gowa

“Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best”. (Bob Talber)

(Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik)

Kutipan diatas memiliki makna bahwa mengajarkan anak-anak berhitung adalah sesuatu hal yang baik namun hal yang paling utama dari berhitung adalah agar mereka dapat memahami untuk apa mereka belajar berhitung, bukan sekadar mereka memahami angka atau mengoperasikan angka tapi bagaimana mereka mengerti tentang keterampilan hidup dari proses menghitung tersebut. Yang sering kali dilupakan orang tua dan guru adalah fokus pada kemahiran anak memahami angka dan menghitung sejak usia dini namun lupa mengajarkan mereka tentang fungsi dari menghitung sesuatu, memperkenalkan secara nyata tentang berhitung itu seperti apa dan nilai-nilai apa yang perlu  dikembangkan pada saat proses berhitung tersebut. Menghitung bukan sekedar keterampilan mengoperasikan angka tapi juga didalamnya ada keterampilan hidup berupa nilai, prinsip dan kode etik hidup yang harus diajarkan secara beriringan.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada orang tua maupun murid tentang menghitung yang sesungguhnya itu seperti apa atau mengaitkan sesuatu materi bukan sekedar memahami secara konsep tapi juga aplikasinya dalam kehidupan nyata. Sebelum guru memberikan pemahaman kepada murid terkait prinsip maupun nilai yang perlu dikembangkan pada materi yang diajarkan tentu seorang guru perlu lebih dulu menjadi teladan dalam mengembangkan nilai dan prinsip pada kehidupan nyata sehingga dampaknya dapat lebih terasa bagi murid yang diajarnya. Prinsip dan nilai yang dimiliki guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu harus tercermin dalam setiap pengambilan keputusan yang diambilnya.

Pandangan Ki Hadjar Dewantara (Pratap Triloka)



Pandangan Ki Hajar Dewantara terkait Pratap Triloka antara lain :

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha - Di depan memberikan contoh
  • Ing Madya Mangun Karsa - Di tengah membangkitkan/membangun kemauan
  • Tut Wuri Handayani - Mengikuti dibelakang menyokong kekuatan

Dalam menerapkan ketiga hal tersebut tentu seorang guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran perlu mengambil keputusan yang tepat agar pola interaksi yang dikembangkan ke peserta didik betul-betul dapat menuntun peserta didik untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

kaitan Nilai dan Prinsip dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Nilai-nilai yang melekat dalam diri setiap orang tentu berpengaruh terhadap prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Guru sebagai individu juga memiliki nilai dalam dirinya yang tertanam dan menjadi sebuah karakter. Setiap guru adalah pribadi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap guru juga memiliki keunikan tersendiri dan dipengaruhi oleh prinsip-prinsip hidup yang dianutnya dan dipercayainya. Semua prinsip hidup ini akan mempengaruhi cara guru memandang murid dan tentu saja mempengaruhi setiap keputusan yang akan dibuat mengenai murid-murid tersebut, mungkin saja seorang guru berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan atau berpikir berbasis rasa peduli dalam menentukan pengambilan keputusan sebagai prinsipnya. Namun tentu sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru perlu memiliki dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan. Dasar pengambilan keputusan tersebut yakni, (1) kebajikan universal, (2) berpihak pada anak (3) bertanggungjawab. Dengan ketiga dasar tersebut maka seorang guru telah menjalankan perannya sebagai seorang penuntun yang berpihak pada anak dalam setiap pengambilan keputusannya

coaching dan pengambilan keputusan

Dalam aspek pembelajaran di kelas guru sebagai agen perubahan harus bisa mengetahui kebutuhan belajar murid sekaligus memberi contoh yang baik bagi siswa memahami karakter belajar siswa serta kondisi sosial emosional sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Dalam hal ini juga untuk terciptanya profil pelajar pancasila siswa harus bisa menyelesaiakan sendiri persoalan belajarnya di kelas yang merupakan dilema bagi mereka, dan disinilah pentingnya pendekatan coaching, dimana guru sebagai coach memberi pertanyaan pemantik yang akan dijawab oleh siswa untuk menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dilaminya terutama yang merupakan dilema baginya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran selalu bersedia meluangkan waktu jika siswa membutuhkan, atau jika melihat ada perubahan belajar yang menurun pada siswa. Komunikasi yang baik antara coach dan coachee akan mampu melahirkan sebuah solusi yang lahir dari hasil penggalian potensi diri murid dengan harapan coaching dapat mengatasai masalah belajar siswa.

Nilai-nilai yang dianut dan sudut pandang Penyelesaian Masalah

Setiap orang yang hidup dalam suatu lingkungan tentu akan sedikit banyak terpengaruh dengan nilai nilai yang berkembang di sekitarnya. Nilai yang tertanam dalam diri seseorang selanjutnya akan mempengaruhi cara pandangnya dalam melihat sesuatu termasuk dalam menyelesaikan masalah. Dalam perkembangan hidupnya, manusia di pengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari dirinya sendiri (internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri pribadinya (eksternal). kedua faktor inilah kemudian yang memberikan pengaruh cara berpikir dalam melihat sesuatu. Sekolah sebagai intitusi pembentuk karakter tentu punya peranan penting dalam memnciptakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh positif bagi peserta didik dalam membentuk paradigma berpikirnya. Pengaruh luar yang yang tidak memberi dampak yang baik bagi peserta didik dalam proses perkembangan berpikirnya harus segera diubah dengan memsukkan pemahaman-pemahaman yang lebih positif oleh seorang pemimpin pembelajaran di sekolah. Pemimpin pembelajaran dalam hal ini seorang guru tentu harus pula lebih dulu menerapkan nilai dan berpikiran luas dalam melihat sesuatu khususnya sudut pandang berpikirnya dalam menyelesaikan masalah.

Paradigma dan Prinsip Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi maju atau mundurnya suatu organisasi/sekolah. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi/sekolah ke arah yang lebih baik, terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. namun sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada roda organisasi/sekolah itu sendiri. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta  adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Tiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:
  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 Langkah Pengambilan Keputusan

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup. Dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat dibutuhkan langkah-langkah sistematis. mind map diatas adalah 9 langkah yang telah disusun secara berurutan untuk memandu seseorang dalam mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan

Kesimpulan

Seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mampu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, mampu menyadari dan menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan dan mampu menerapkan strategi untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan: 
  1. Dapat melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran.
  2. Menerapkan coaching untuk menggali potensi peserta didik dalam menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya serta membantu rekan sejawat dalam mengidentifikasi masalah untuk menemukan solusi terbaik dari dalam dirinya.
  3. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain dan mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
  4. Dapat memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
  5. Dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut

Komentar

  1. Masya Allah, ini baru pengambilan keputusan yang terarah dan terkonsep....bagus banget diterapkan, Syukron atas ilmunya pak...memberikan ilmu baru dalam pembentukan konsep pengambilan keputusan...,

    BalasHapus
  2. Isinya mudah dipahami, tatanan bahasa apik. Tampilan bagus...Ilmu yang bermanfaat

    BalasHapus
  3. Tulisan yang sangat mengedukasi. Ditunggu tulisantulisan selanjutnya pak 🙏🏽

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak

MENCIPTAKAN BUDAYA POSITIF MELALUI PENGUATAN KARAKTER PADA KEGIATAN APERSEPSI DAN KESEPAKATAN KELAS SEBAGAI SELF CONTROL PESERTA DIDIK